Alya :)

Jumat, 14 Juni 2013

Not As Beautiful As Before (Season 3)

Jeanne tidak mengerti kenapa mantan sahabatnya itu bisa berkata seperti itu , sepertinya Jeanne ingin sekali mati tapi apa daya ? kakaknya telah pergi dengan kesuksesannya tanpa mau mengakui keluarganya , dan terlebih lagi Mei Ying adik Jeanne yang memiliki keterbatasan fisik sejak lahir, Jeanne tak tahu harus kemana, Jeanne terus berlari, langkah kaki Jeanne membawanya ke sebuah taman . Jeanne hanya terduduk manis sambil menangisi kejadian tadi pagi . Ia merasa sangat malu, hidupnya seakan hancur karna keluarganya, Jeanne ingin mati saja! Tapi Jeanne tak kan bisa melakukannya !



~ Shenghou Zai Pinkun Zhong
Janne menyerahkan sebuah surat kepada Ayahnya, Ayahnya hanya membuka pelan seolah tak
Mau tau isi surat itu karna pasti ujung dari surat itu kembali lagi pada urusan uang,”Yah, apakah aku boleh mendaftar di lembaga bimbingan belajar Smart lagi ? seperti waktu aku masih di Sekolah Dasar ?” Jeanne menatap ayahnya seolah memohon, Ayah hanya menatap Jeanne seakan tak menyetujui permintaan anaknya itu seraya memegang bahu Jeanne, Ayahnya berkata “maafkan Ayah Jeanne, kamu mengetahui sendiri bahwa biaya untuk mendaftar di lembaga itu tidaklah murah bahkan uang itu cukup untuk biaya makan kita selama beberapa bulan, lagipula dulu waktu kamu menjadi siswa disana kamu tak mendapatkan hasil yang sebanding dengan harga pendaftarannya”, Jeanne langsung melirik ayahnya dengan sangat kecewa, Jeanne segera melepaskan cengkraman tangan sang ayah dibahunya, Jeanne tersenyum untuk membalas perkataan Ayahnya tadi dan segera masuk kamar . Jeanne hanya menatap langit dari balik jendela kamarnya yang terbuka, ia sudah mengetahui jawaban itu sebelum Jeanne memberi surat itu kepada ayahnya, hati Jeanne seakan mendapatkan 1 goresan kecil lagi.

Malam itu Jeanne dan Mei Ying duduk berdekatan di depan rumah, “Kak Jeanne, dimana ibu dan kak Zhao ? kenapa mereka tak pernah datang kesini ? apakah mereka tak merindukan kita ?” tanya Mei Ying dengan polosnya dan langsung menampar tatapan Jeanne ke mata Xiao Mei . “eemm eee eemmm , Mei Ying yang manis dengarkan kakak bicara yah, ibu dan kak Zhao sudah tidak ada lagi, mereka sudah bahagia dengan orang lain, dan Mei ga perlu sedih, kan masih ada ayah sama kak Jeanne yang selalu ada buat Mei Ying ” ujar Jeanne menegaskan adiknya tanpa menutup-nutupi fakta yang ada, Jeanne tak pernah mau tahu tentang bajingan-bajingan itu, “Sudah yah, Mei tidak perlu tanya tentang masalah itu, itu membuat perut kakak menjadi mulas, ayo kita tidur, sudah pukul 12 malam” ajak Jeanne yang mengajak adiknya untuk melupakan para bajingan itu.

“Hhoooaaamm.. sudah pagi ternyata,” Jeanne membuka jendela kamarnya yang sumpek itu, Jeanne melihat ayahnya memandikan Mei Ying yang tak bisa berjalan itu, Ayahnya  memberikan sejumlah lelucon kepada Mei agar mau dimandikan dan hal itu membuat Jeanne menjadi cengeng, lagi-lagi Jeanne menangis melihat kejadian itu bahkan dulu Mei Ying selalu dimandikan oleh BabySitter, “Jeanne! Sedang apa kau disitu ?” tanya ayahnya yang ternyata sudah ada didepan pintu kamar Jeanne sambil menggendong Xiao Mei yang tak lemah itu, “tiiii ttiii dak ada yah” jawab Jeanne dengan gagap, “lagipula kenapa kamu menangis ?” tanya ayahnya kembali, “menangis? Aa aa ku tidak menangis ayah, aku hanya bermimpi tentang putri dongeng saja, jadi aku menangis hehe, sudahlah aku akan memasak dulu” ujar Jeanne dengan bingungnya,”sejak kapan kamu bisa memasak? Bukankah saat memasak airpun kamu selalu gagal melakukannya ? sudahlah , biar ayah yang memasak” balas ayahnya sambil memakaikan Mei pakaian, “ee eemm baiklah” jawab Jeanne dengan menahan malu, Jeanne memutar keran air itu dan satu hal yang difikirkan oleh Jeanne, dia harus melanjutkan tangisannya dikamar mandi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar