Alya :)

Jumat, 14 Juni 2013

Puisi, "Bukan Akhir Segalanya"



 Bukan Akhir Segalanya~

Inikah keputusan ?
Bak cambuk yang mengenai keras rusukku
Tapi,
Apakah cambuk itu menghancurkan jantungku?
Cambuk itu hanya melukai sedikit hatiku

Jalanku masih sangat panjang
Tekadku tak boleh hilang
Semangatku masih mengembang
Langkahku tak terpatahkan

Aku tak kan menjadi rerumputan kering
Di tanah tandus
Aku tak kan menunggu
Aku harus memilih
Terus berjalan ataukah mati

Tangisanku menjelma emas permata
Keputusan bukanlah mukjisad
Aku tak kan sengsara
Nasibku ,
Sang realita kehidupan

Not As Beautiful As Before (Season 3)

Jeanne tidak mengerti kenapa mantan sahabatnya itu bisa berkata seperti itu , sepertinya Jeanne ingin sekali mati tapi apa daya ? kakaknya telah pergi dengan kesuksesannya tanpa mau mengakui keluarganya , dan terlebih lagi Mei Ying adik Jeanne yang memiliki keterbatasan fisik sejak lahir, Jeanne tak tahu harus kemana, Jeanne terus berlari, langkah kaki Jeanne membawanya ke sebuah taman . Jeanne hanya terduduk manis sambil menangisi kejadian tadi pagi . Ia merasa sangat malu, hidupnya seakan hancur karna keluarganya, Jeanne ingin mati saja! Tapi Jeanne tak kan bisa melakukannya !



~ Shenghou Zai Pinkun Zhong
Janne menyerahkan sebuah surat kepada Ayahnya, Ayahnya hanya membuka pelan seolah tak
Mau tau isi surat itu karna pasti ujung dari surat itu kembali lagi pada urusan uang,”Yah, apakah aku boleh mendaftar di lembaga bimbingan belajar Smart lagi ? seperti waktu aku masih di Sekolah Dasar ?” Jeanne menatap ayahnya seolah memohon, Ayah hanya menatap Jeanne seakan tak menyetujui permintaan anaknya itu seraya memegang bahu Jeanne, Ayahnya berkata “maafkan Ayah Jeanne, kamu mengetahui sendiri bahwa biaya untuk mendaftar di lembaga itu tidaklah murah bahkan uang itu cukup untuk biaya makan kita selama beberapa bulan, lagipula dulu waktu kamu menjadi siswa disana kamu tak mendapatkan hasil yang sebanding dengan harga pendaftarannya”, Jeanne langsung melirik ayahnya dengan sangat kecewa, Jeanne segera melepaskan cengkraman tangan sang ayah dibahunya, Jeanne tersenyum untuk membalas perkataan Ayahnya tadi dan segera masuk kamar . Jeanne hanya menatap langit dari balik jendela kamarnya yang terbuka, ia sudah mengetahui jawaban itu sebelum Jeanne memberi surat itu kepada ayahnya, hati Jeanne seakan mendapatkan 1 goresan kecil lagi.

Malam itu Jeanne dan Mei Ying duduk berdekatan di depan rumah, “Kak Jeanne, dimana ibu dan kak Zhao ? kenapa mereka tak pernah datang kesini ? apakah mereka tak merindukan kita ?” tanya Mei Ying dengan polosnya dan langsung menampar tatapan Jeanne ke mata Xiao Mei . “eemm eee eemmm , Mei Ying yang manis dengarkan kakak bicara yah, ibu dan kak Zhao sudah tidak ada lagi, mereka sudah bahagia dengan orang lain, dan Mei ga perlu sedih, kan masih ada ayah sama kak Jeanne yang selalu ada buat Mei Ying ” ujar Jeanne menegaskan adiknya tanpa menutup-nutupi fakta yang ada, Jeanne tak pernah mau tahu tentang bajingan-bajingan itu, “Sudah yah, Mei tidak perlu tanya tentang masalah itu, itu membuat perut kakak menjadi mulas, ayo kita tidur, sudah pukul 12 malam” ajak Jeanne yang mengajak adiknya untuk melupakan para bajingan itu.

“Hhoooaaamm.. sudah pagi ternyata,” Jeanne membuka jendela kamarnya yang sumpek itu, Jeanne melihat ayahnya memandikan Mei Ying yang tak bisa berjalan itu, Ayahnya  memberikan sejumlah lelucon kepada Mei agar mau dimandikan dan hal itu membuat Jeanne menjadi cengeng, lagi-lagi Jeanne menangis melihat kejadian itu bahkan dulu Mei Ying selalu dimandikan oleh BabySitter, “Jeanne! Sedang apa kau disitu ?” tanya ayahnya yang ternyata sudah ada didepan pintu kamar Jeanne sambil menggendong Xiao Mei yang tak lemah itu, “tiiii ttiii dak ada yah” jawab Jeanne dengan gagap, “lagipula kenapa kamu menangis ?” tanya ayahnya kembali, “menangis? Aa aa ku tidak menangis ayah, aku hanya bermimpi tentang putri dongeng saja, jadi aku menangis hehe, sudahlah aku akan memasak dulu” ujar Jeanne dengan bingungnya,”sejak kapan kamu bisa memasak? Bukankah saat memasak airpun kamu selalu gagal melakukannya ? sudahlah , biar ayah yang memasak” balas ayahnya sambil memakaikan Mei pakaian, “ee eemm baiklah” jawab Jeanne dengan menahan malu, Jeanne memutar keran air itu dan satu hal yang difikirkan oleh Jeanne, dia harus melanjutkan tangisannya dikamar mandi.



Jumat, 07 Juni 2013

Not As Beautiful As Before (Season 2 )

Jeanne adalah siswa yang bersekolah di Sekolah Junior terkenal yang ada di Beijing,sekolah paling favorit dikota itu, banyak siswanya berasal dari luar negeri ataupun campuran China dan luar negeri begitu juga dengan Jeanne dan tentu saja biayanya sangat mahal , Jeanne adalah anak kedua dari tiga bersaudara, sekaligus hanya Jeanne yang tidak memiliki nama China dibandingkan dengan kedua saudaranya, Ayah Jeanne berkerja sekuat tenaga agar Jeanne bisa bersekolah di sekolah itu, Jeanne baru saja duduk di kelas 1, Jeanne adalah siswa yang tidak terlalu pandai dan tidak terlalu lambat berfikir, Jeanne selalu berangkat telambat karna jarak rumahnya yang cukup jauh dari rumah, bahkan semenjak perusahaan Ayahnya bangkrut Jeanne tak lagi mempunyai supir pribadi yang selalu mengantarnya berangkat sekolah bak Putri Raja, tetapi itu semua tinggal cerita dan terpaksa Jeanne berangkat sekolah berjalan kaki, jelas saja Jeanne berjalan kaki, Ayahnya tak punya uang untuk menggunakan kendaraan umum . Semua itu membuat Jeanne kesal dengan kehidupannya , ia sering mengiris nadinya sendiri seolah tak mau hidup di neraka ini lagi, tapi semua itu tak membuatnya kehilangan nyawa, tetapi setidaknya rasa sakit itu menyadarkan Jeanne bahwa itu bukanlah sebuah mimpi dan Jeanne harus tetap hidup walaupun untuk realita yang sangat menyedihkan .
“Krrriiinnnggg !” bel jam kedua bergeming di telinga Jeanne , Mr. Liang segera mempersilahkan Jeanne untuk duduk di tempat duduknya. Jeanne mengikuti pelajaran Mr. Liang dengan sungguh-sungguh , tapi tiba-tiba otaknya seakan tertutupi kabut hitam yang mendung ,”Kira-kira nama anak yang menabrakku itu siapa yah ? sepertinya aku belum pernah melihat anak itu disekolah ini ” Jeanne bertanya-tanya dalam hati, tak sampai disitu lamunannya, Jeanne memang suka melamun semenjak keluarganya melarat seperti sekarang bahkan Ibunya menikah dengan laki-laki lain yang lebih kaya dan kejadian itu juga membuat prestasi Jeanne menurun, dahulu sebelum Ayahnya bangkrut Jeanne adalah anak yang pintar di Sekolah Dasar, ia selalu mendapatkan peringkat paling atas atau setidaknya Jeanne selalu masuk 3 besar di kelasnya , tapi sekarang Jeanne tidak terlalu berprestasi bahkan Jeanne tidak masuk 10 besar di kelasnya, sungguh malang nasib Jeanne, ia harus menerima kenyataan yang pahit diusianya yang masih 12 tahun itu .
“Jeanne, silahkan jawab pertanyaan bapak yang ada dipapan tulis !” perintah Mr. Liang tapi sama sekali tak di gubris oleh Jeanne yang sedang asyik melamun .
“Ayo ! Jeanne ! apa kamu tidak bisa mengerjakan soal yang bapak beri dipapan tulis ?” tatap   Mr. Liang yang sedang duduk di kursi dengan nada sedikit menggentak,
“JJJEEEAAANNNEEE!!!” teriak semua anak dikelas dengan kerasnya ,tangan Jeanne yang menyangga dagunya segera terlepas saat mendengar teriakan teman-temannya
“ekh miskin ekh miskin ! aaaaa ada apa yah ? hehe”  jawab Jeanne dengan gampangnya seolah tak berdosa,
“kamu ini ! kerjaannya hanya melamun saja sepanjang pelajaran ! sebenarnya apa yang kamu fikirkan sih Jeanne !” amarah Mr. Liang yang mulai meluap-luap seperti gunung mau meletus,
“mikirin Ayahnya yang udah bangkrut dan Cuma kerja sebagai pegawai restoran fastfood ajah kali pak, udah gitu harus ngurusin adiknya yang cacat, dan lebih parahnya dia ditinggal mamahnya menikah lagi ! hahaha”  kata Cloe si gadis blasteran China dan Australia itu segera menabraknya perkataan Mr. Liang yang dilanjutkan dengan tertawaannya dan disusul dengan anak-anak yang lain , padahal dulu Cloe adalah sahabat Jeanne sewaktu Jeanne masih kaya,
“DDIIAAMM!! ” amarah Mr. Liang yang semakin tak terkendali, segera menghentikan tawa Cloe dan teman-temannya seperti panah yang mengenai dada seseorang , Jeanne hanya terdiam menahan malu, Jeanne seperti sedang di telanjangi didepan umum, ia sangat malu dengan dirinya sendiri bahkan Jeanne menitihkan air mata ketika Cloe dengan gampangnya mengeluarkan perkataan bak pecut yang dihempaskan keras ke Jantungnya,

“Aku sekarang memang miskin ! aku bukan orang kaya seperti kalian ! aku selalu berangkat terlambat karna aku selalu harus berjalan kaki ! tidak seperti kalian yang selalu menggunakan mobil pribadi ! bahkan aku tidak mempunyai Ibu sebaik yang kalian punya ! yang selalu saja ada untuk kalian, yang selalum mengelus rambut kalian dikala kalian sedih ! aku tak punya itu semua ! tapi aku mohon jangan hina keluargaku ! hina saja aku !” perkataan Jeanne membuat ruangan itu menjadi hening, teman-temannya terdiam begitu juga Mr. Liang, Jeanne segera mengambil tas dan bukunya untuk segera keluar kelas dan meninggalkan tempat pesakitan itu , beberapa dari teman-temannya mulai menitihkan air mata tapi tak demikian dengan Cloe, dan, hanya satu yang ada dibenak teman-temannya, bagaimana jika mereka yang menjadi seperti Jeanne, Jeanne terus berlari meninggalkan kelas. “if already poor so poor it! the basis of poor children don’t know myself! (kalau sudah begitu miskin ya miskin saja , dasar anak miskin tidak tahu diri)” kata Cloe yang terus merendahkan keluarga Jeanne , “it's enough ! You do not need to say it again, this is outrageous! (ini sudah cukup, kau tak perlu mengatakannya lagi ! kau sudah keterlaluan !)” balas Steve sang mr. Wonderfull dari Inggris teman sepermainan Cloe yang juga satu genk dengan Cloe.