Jeanne adalah siswa yang bersekolah di Sekolah Junior terkenal
yang ada di Beijing,sekolah paling favorit dikota itu, banyak siswanya berasal
dari luar negeri ataupun campuran China dan luar negeri begitu juga dengan
Jeanne dan tentu saja biayanya sangat mahal , Jeanne adalah anak kedua dari
tiga bersaudara, sekaligus hanya Jeanne yang tidak memiliki nama China
dibandingkan dengan kedua saudaranya, Ayah Jeanne berkerja sekuat tenaga agar
Jeanne bisa bersekolah di sekolah itu, Jeanne baru saja duduk di kelas 1,
Jeanne adalah siswa yang tidak terlalu pandai dan tidak terlalu lambat
berfikir, Jeanne selalu berangkat telambat karna jarak rumahnya yang cukup jauh
dari rumah, bahkan semenjak perusahaan Ayahnya bangkrut Jeanne tak lagi
mempunyai supir pribadi yang selalu mengantarnya berangkat sekolah bak Putri
Raja, tetapi itu semua tinggal cerita dan terpaksa Jeanne berangkat sekolah
berjalan kaki, jelas saja Jeanne berjalan kaki, Ayahnya tak punya uang untuk
menggunakan kendaraan umum . Semua itu membuat Jeanne kesal dengan kehidupannya
, ia sering mengiris nadinya sendiri seolah tak mau hidup di neraka ini lagi,
tapi semua itu tak membuatnya kehilangan nyawa, tetapi setidaknya rasa sakit
itu menyadarkan Jeanne bahwa itu bukanlah sebuah mimpi dan Jeanne harus tetap
hidup walaupun untuk realita yang sangat menyedihkan .
“Krrriiinnnggg !” bel jam kedua bergeming di telinga Jeanne , Mr.
Liang segera mempersilahkan Jeanne untuk duduk di tempat duduknya. Jeanne
mengikuti pelajaran Mr. Liang dengan sungguh-sungguh , tapi tiba-tiba otaknya
seakan tertutupi kabut hitam yang mendung ,”Kira-kira nama anak yang menabrakku
itu siapa yah ? sepertinya aku belum pernah melihat anak itu disekolah ini ”
Jeanne bertanya-tanya dalam hati, tak sampai disitu lamunannya, Jeanne memang
suka melamun semenjak keluarganya melarat seperti sekarang bahkan Ibunya
menikah dengan laki-laki lain yang lebih kaya dan kejadian itu juga membuat
prestasi Jeanne menurun, dahulu sebelum Ayahnya bangkrut Jeanne adalah anak yang
pintar di Sekolah Dasar, ia selalu mendapatkan peringkat paling atas atau
setidaknya Jeanne selalu masuk 3 besar di kelasnya , tapi sekarang Jeanne tidak
terlalu berprestasi bahkan Jeanne tidak masuk 10 besar di kelasnya, sungguh
malang nasib Jeanne, ia harus menerima kenyataan yang pahit diusianya yang
masih 12 tahun itu .
“Jeanne, silahkan jawab pertanyaan
bapak yang ada dipapan tulis !” perintah Mr. Liang tapi sama sekali tak di
gubris oleh Jeanne yang sedang asyik melamun .
“Ayo ! Jeanne ! apa kamu tidak bisa
mengerjakan soal yang bapak beri dipapan tulis ?” tatap Mr. Liang yang sedang duduk di kursi dengan
nada sedikit menggentak,
“JJJEEEAAANNNEEE!!!” teriak semua anak
dikelas dengan kerasnya ,tangan Jeanne yang menyangga dagunya segera terlepas saat
mendengar teriakan teman-temannya
“ekh miskin ekh miskin ! aaaaa ada apa
yah ? hehe” jawab Jeanne dengan
gampangnya seolah tak berdosa,
“kamu ini ! kerjaannya hanya melamun
saja sepanjang pelajaran ! sebenarnya apa yang kamu fikirkan sih Jeanne !” amarah
Mr. Liang yang mulai meluap-luap seperti gunung mau meletus,
“mikirin Ayahnya yang udah bangkrut dan
Cuma kerja sebagai pegawai restoran fastfood ajah kali pak, udah gitu harus
ngurusin adiknya yang cacat, dan lebih parahnya dia ditinggal mamahnya menikah
lagi ! hahaha” kata Cloe si gadis
blasteran China dan Australia itu segera menabraknya perkataan Mr. Liang yang
dilanjutkan dengan tertawaannya dan disusul dengan anak-anak yang lain ,
padahal dulu Cloe adalah sahabat Jeanne sewaktu Jeanne masih kaya,
“DDIIAAMM!! ” amarah Mr. Liang yang
semakin tak terkendali, segera menghentikan tawa Cloe dan teman-temannya
seperti panah yang mengenai dada seseorang , Jeanne hanya terdiam menahan malu,
Jeanne seperti sedang di telanjangi didepan umum, ia sangat malu dengan dirinya
sendiri bahkan Jeanne menitihkan air mata ketika Cloe dengan gampangnya
mengeluarkan perkataan bak pecut yang dihempaskan keras ke Jantungnya,
“Aku sekarang memang miskin ! aku
bukan orang kaya seperti kalian ! aku selalu berangkat terlambat karna aku
selalu harus berjalan kaki ! tidak seperti kalian yang selalu menggunakan mobil
pribadi ! bahkan aku tidak mempunyai Ibu sebaik yang kalian punya ! yang selalu
saja ada untuk kalian, yang selalum mengelus rambut kalian dikala kalian sedih
! aku tak punya itu semua ! tapi aku mohon jangan hina keluargaku ! hina saja
aku !” perkataan Jeanne membuat ruangan itu menjadi hening, teman-temannya
terdiam begitu juga Mr. Liang, Jeanne segera mengambil tas dan bukunya untuk
segera keluar kelas dan meninggalkan tempat pesakitan itu , beberapa dari
teman-temannya mulai menitihkan air mata tapi tak demikian dengan Cloe, dan,
hanya satu yang ada dibenak teman-temannya, bagaimana jika mereka yang menjadi
seperti Jeanne, Jeanne terus berlari meninggalkan kelas. “if already poor so
poor it! the basis of poor children don’t know myself! (kalau sudah begitu
miskin ya miskin saja , dasar anak miskin tidak tahu diri)” kata Cloe yang
terus merendahkan keluarga Jeanne , “it's enough ! You do not need to say it
again, this is outrageous! (ini sudah cukup, kau tak perlu mengatakannya lagi !
kau sudah keterlaluan !)” balas Steve sang mr. Wonderfull dari Inggris teman
sepermainan Cloe yang juga satu genk dengan Cloe.